Berbagi dalam Keterbatasan

Orang Buta yang Mengajar diri sendiri untuk "Melihat"

Beberapa manusia yang memiliki kekurangan dan keterbatasan dalam hidup tidak tinggal diam dan hanya bisa memprotes Tuhan atas ketidak adilan yang dirasakan serta  meratapi nasib dan kekurangannya  tapi berani memutuskan untuk keluar menghadapi dunia, melakukan kegiatan yang bermanfaat serta berbagi ilmu bahkan membantu orang lain lebih baik dibanding orang normal.

Daniel Kish, foto dari Wikipedia
Salah satunya adalah Daniel Kish, lahir di Montebello California pada tahun 1966. Saat berusia 13 bulan ia kehilangan matanya karena kanker yang menyerang retina dikenal sebagai retinoblasma, tapi itu tidak menghentikan dia untuk mengetahui dan mempelajari banyak hal. Sejak kecil Kish telah beradaptasi dengan kebutaannya dengan cara yang luar biasa sehingga beberapa orang bertanya-tanya apakah dia pura-pura buta. Tapi Kish mengkonfirmasikan kalau dia benar-benar buta . Sambil membuat suara klik dengan lidahnya dan mendengarkan gema suara yang timbul, Kish tahu di mana letak hal-hal yang ada di sekelilingnya, keterampilan yang membuat bingung orang tuanya. 

Kish telah melatih dirinya untuk mendengarkan gema suara yang ada di sekitarnya dan menginterpretasikan sendiri maknanya. Sambil berdiri di teras depan, ia bisa membayangkan, dengan presisi yang luar biasa , dua pohon pinus di halaman depan rumahnya, trotoar di tepi jalan, dan akhirnya, agak jauh dari pinggir jalan itu ada mobil sewaan. Kish  telah menguasai keterampilan, yang dikenal sebagai echolocation, meskipun dia menyebutnya dengan istilah "Flash Sonar". Seperti kelelawar, ia menggunakan suara untuk melihat. Kish mengatakan otaknya belajar untuk menafsirkan informasi yang terkandung dalam gema dan menggunakannya untuk membangun gambar.

Daniel Kish mendirikan organisasi non profit World Access for the Blind yang didirikan pada tahun 2000 yang bertujuan  untuk memfasilitasi "pencapaian mandiri  orang-orang dengan segala bentuk gangguan penglihatan "dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekuatan dan kemampuan para tuna netra. Sejak tahun 2000, organisasi ini telah membantu lebih dari 10.000 siswa di lebih dari 36 negara.
Pada 26 April 2014 Kish berbicara di depan lebih dari 700 mahasiswa doktoral civitas akademika Universitas Walden  di Sheraton Atlanta. Kish yang memegang gelar master dalam psikologi perkembangan dan pendidikan khusus, yang menekankan pengembangan persepsi, dinamika keluarga dan anak-anak beresiko. Dia juga tuna netra pertama yang ditunjuk secara resmi untuk melaksanakan kegiatan sebagai Spesialis Orientasi dan Mobilitas Bersertifikat   (Certified Orientation and Mobility Specialist (COMS). Sebagai spesialis mobilitas persepsi, tujuan Kish adalah untuk mengajarkan echolocation manusia untuk tuna netra di seluruh dunia. Sampai saat ini, dia telah bekerja dengan lebih dari 800 siswa tuna netra dengan berbagai usia, latar belakang dan budaya.
Selain bekerja sebagai spesialis mobilitas persepsi, ia telah berkoordinasi dan mengawasi semua jenis program pendidikan dan pengayaan, termasuk teknologi bantu, Braille, pembinaan siswa/keluarga, tutor terhadap teman sebaya, kesadaran masyarakat dan program mentoring bagi tuna netra.
Dia sangat terlatih menggunakan echolocation sehingga dia mampu mengayuh sepeda gunung melalui jalan-jalan yang berat  dan jalan tanah yang terjal. Dia memanjat pohon. Dia berkemah di luar, sendiri, jauh di padang gurun. Dia tinggal selama berminggu-minggu pada suatu waktu di sebuah pondok kecil yang harus ditempuh dengan mendaki sejauh dua mil  dari jalan terdekat. Ia melakukan perjalanan ke seluruh dunia. Dia adalah seorang juru masak yang terampil dan juga keranjingan berenang.  
Hal ini tidak cukup baginya. Kish mencari - meskipun kurangnya dukungan dari setiap organisasi tuna netra utama di Amerika - cara dan penekanan yang berbeda memandang dunia orang buta, dan cara orang buta melihat dunia. Dia lelah diberitahu bahwa orang buta sebaiknya harus tetap berada dekat dengan rumah, berjalan hanya pada daerah yang betul-betul dia hafal rutenya, dan melakukan kegiatan yang rutin saja.
Kish mengajarkan kemerdekaan penuh dan tanpa kekangan, bahkan jika hasilnya menghasilkan luka berdarah sesekali atau patah tulang. (Dia pernah patah tumit kaki kirinya setelah melompat dari batu dan telah kehilangan beberapa giginya.) Dia diberi penghormatan yang mendalam pada komunitas tuna netra Amerika atas usahanya.
Mimpinya adalah untuk membantu semua orang yang mengalami gangguan penglihatan untuk melihat dunia sejelas seperti yang dirasakannya.

Orang yang tidak melihat pun mampu berbuat banyak untuk dirinya dan komunitasnya. Bagaimana dengan kita yang menyebut diri normal? Semoga Kisah Daniel Kish bisa menginspirasi kita semua untuk senantiasa berusaha mencapai mimpi dan berbuat yang terbaik untuk diri dan lingkungan kita.

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Hari ini : Hidup Bagai Roller Coaster

Quote Hari Ini : Hidup Itu Seperti Kamera, Abadikan Yang Baik-Baik

Perbedaan Mendasar Orang Kelas Bawah, Kelas Menengah dan Kelas Atas.