SEBERAPA AMANKAH BEPERGIAN DENGAN PESAWAT TERBANG ?
Kecelakaan
yang dialami oleh pesawat Air Asia QZ 8501 rute Surabaya – Singapura yang jatuh di
Selat Karimata dan menewaskan 155 penumpang dan 7 awak pesawat merupakan
tragedi dunia penerbangan yang menghentak kita di akhir tahun 2014. Belum
diketahui apa penyebab jatuhnya pesawat sebelum kotak hitam ditemukan.
Sebelumnya dunia juga dibuat terperangah dengan tragedi dua pesawat milik
Maskapai Penerbangan Malaysia lainnya yaitu MH 370 yang raib bagai ditelan
angin pada 28 Maret 2014 yang lalu saat terbang dari Kuala Lumpur menuju
Beijing dan sampai saat ini belum ditemukan. Juga pesawat MH 17 yang
terbang dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur ditembak di Ukraina pada 17
Juli 2014 dan menewaskan 195 penumpangnya.
Melihat berita pesawat yang kecelakaan setidaknya membuat kita merinding dan mengalami rasa takut untuk bepergian dengan pesawat terbang. Benarkah terbang dengan pesawat terbang komersil tidak aman? Berikut ini beberapa fakta yang akan membuat kita lega kalau ternyata pesawat terbang itu adalah moda transportasi yang aman.
8 FAKTA MENGAPA KITA TAK PERLU TAKUT BEPERGIAN DENGAN PESAWAT
- Pesawat dirancang dengan memberikan prioritas tertinggi pada keselamatan penerbangan. Setiap pesawat komersial memiliki sistem penghindaran tabrakan (traffic and collision avoidance system /TCAS) untuk memonitor dan menghindarkan pesawat bertabrakan dengan pesawat lain yang berada di sekitarnya, Pesawat juga dilengkapi radar cuaca dan pilot dilatih untuk menafsirkan data pada radar tersebut sehingga mereka dapat menghindari badai dan kondisi cuaca berpotensi berbahaya lainnya. Jika pesawat secara berbahaya hampir mendekati tanah/daratan, sistem otomatis memperingatkan pilot karena adanya Ground proximity warning system (GPWS), sistem peringatan kedekatan dengan tanah/daratan yang dilengkapi pada setiap pesawat komersial.
- Pilot adalah orang-orang yang profesional di bidangnya. Sebelum dipekerjakan oleh sebuah maskapai penerbanganSemua pilot memiliki lisensi terbang komersial . Mereka setidaknya harus berumur 21 tahun, dalam kondisi sehat dan memiliki akumulasi lebih dari 3000 jam terbang. Mereka juga harus mengikuti tes psikologi yang ketat untuk memastikan kalau mereka adalah orang yang konservatif yang cuma mengambil sedikit atau tanpa risiko dalam hidup. Pilot berusaha memberikan penerbangan yang smooth untuk penumpangnya. Banyak Pilot yang bahkan selama karirnya tidak pernah mengalami masalah yang berarti yang membahayakan dirinya dan penumpang yang menjadi tanggung jawabnya.
- Pesawat bisa
terbang dengan aman ke tujuan mereka meskipun salah satu
mesinnya mati. Jika terbang dengan
pesawat bermesin dua, jika satu mesin mati,
pesawat masih bisa terbang dengan hanya satu mesin.
Pada pesawat bermesin tiga, masih bisa terbang
dengan hanya dua mesin. .Jika semua mesin mati
pada ketinggian jelajah (35.000 kaki) pesawat terbang dapat meluncur
selama 30 menit sebelum mendarat di tanah. Dengan kemampuan untuk meluncur
sejauh 120 mil karena semua kontrol masih bekerja seolah-olah
mesin pesawat masih berfungsi.
- Pesawat
dirancang dapat bertahan terhadap turbulensi udara yang keras bahkan badai
sekalipun.
Pesawat sebenarnya bisa terbang menembus badai. Meskipun
demikian pilot tidak diperbolehkan untuk sengaja mengemudikan pesawat
melalui badai , bahkan mereka diharuskan terbang sejauh mungkin dan hanya
diperbolehkan untuk mendekat sejauh 20 mil dari inti badai.
- Memiliki Bahan
bakar yang cukup.
Sesuai aturan pesawat harus memiliki cukup bahan bakar sampai tiba
di bandara tujuan plus cadangan bahan bakar selama 30 menit untuk pendaratan
di bandara alternatif jika ada masalah.
- Kebanyakan
pesawat dapat mendarat pada jarak pandang 0/0 (kabut tebal) karena pesawat
dilengkapi dengan peralatan pada pendaratan dengan visibilitas rendah
(low-visibility landing equipment).
- Memiliki jarak
aman dengan pesawat lain. Pesawat komersial yang terbang
di bawah 29.000 kaki harus berjarak 1.000 kaki terpisah secara
vertikal dan 3 sampai 20 mil terpisah secara horizontal dengan pesawat
lain yang ada di dekatnya. Sementara Pesawat komersial yang
terbang di atas 29.000 kaki harus berjarak 2.000 kaki terpisah secara
vertikal dan 10 atau lebih mil terpisah horizontal.
- Pesawat dari arah
yang berlawanan memiliki ketinggian berbeda. Penerbangan
menuju ke timur menggunakan altitude (ketinggian ) ganjil dan
penerbangan ke arah barat menggunakan altitude genap. Sebagai
contoh, jika penerbangan ke arah barat terbang di 26.000 kaki, dan penerbangan
menuju ke timur akan terbang pada 25.000 kaki untuk menjaga jarak minimal
1.000 kaki.
Jadi... Terbang dengan pesawat, SIAPA TAKUT ?????
Comments
Post a Comment