Mengapa Seseorang Tega Membunuh ? (Fakta Pembunuh Berantai)

Beberapa hari ini headline berita terpaku pada pembunuhan seorang janda bernama Dedeuh Alfishahrin oleh pelanggan jasa seksnya Prio Santoso hanya gara-gara disinggung bau badannya saat berhubungan intim. Ada juga kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja Amerika yang bernama Chancey Allen Luna yang saat itu berumur 16 tahun terhadap seorang mahasiswa Christopher Lane (23 tahun). Ketika ditanya mengapa ia membunuh, jawabannya adalah karena bosan dan tidak tahu harus melakukan apa, ia bersama 2 rekannya memutuskan untuk membunuh seseorang. Kita kadang tidak mengerti mengapa ada manusia yang tega membunuh manusia lainnya? Tega menghilangkan nyawa seseorang, padahal hanya Tuhan yang punya hak untuk mencabut nyawa, bukan?
pembunuh

Pembahasan hari ini adalah tentang pembunuh berantai. Pembunuh yang dengan sadis menghilangkan nyawa beberapa orang. Apa gerangan fakta-faktanya..

Pengertian

Kita sering mendengar tentang pembunuh berantai baik di TV, maupun di media cetak. Apa sebenarnya pembunuh berantai itu? Pembunuh berantai adalah  :
  • orang yang telah membunuh 3 orang atau lebih dalam waktu yang berdekatan.
  • setidaknya telah membunuh 3 orang di tempat dan kejadian yang berbeda.
  • ada periode "cooling" / jeda diantara pembunuhan yang satu dengan yang lainnya

Motivasi :

  • Mengejar uang. Uang adalah alasan klasik mengap seseorang melakukan sesuatu. Termasuk membunuh seseorang atau beberapa orang. Biasanya yang masuk kategori ini bukan hanya pembunuh berantai tapi juga pembunuh bayaran.
  • Menciptakan sensasi / getaran / rasa senang yang berlebihan. Membunuh dilakukan karena bosan seperti kasus Luna di atas. Dia ingin merasakan getaran yang membuat hidupnya lebih bergairah. Perasaan dan sensasi itu hanya bisa didapatkan setelah melakukan pembunuhan.
  • Merasa berkuasa. Pembunuh melakukan kekerasan terhadap korbannya karena ia merasa berkuasa terhadapnya. Dengan membunuh ia merasa mempunyai kekuatan yang lebih dibanding orang lain. Dan hal itu terasa menyenangkan baginya.
  • Keinginan untuk menyingkirkan pelaku kejahatan. Ada juga orang yang terobsesi untuk membuat dunia terasa damai dengan menyingkirkan semua pelaku kejahatan dengan jalan menculik dan membunuhi mereka satu persatu. Pelaku tidak merasa melakukan suatu kesalahan karena merasa berbuat baik bagi banyak orang.

Waktu pembunuhan

  • Saat mereka merasa stress. Jika mengalami ketegangan dan stress yang luar biasa adalah saat yang tepat bagi pelaku untuk melancarkan aksinya. Ada yang memang telah direncanakan dan ada pula yang spontan. Kadangkala seorang pelaku tidak berniat membunuh tetapi situasi dan kondisi yang membuatnya tertekan lah yang menyebabkan ia membunuh. Seperti halnya kasus Dedeuh di atas, yang menurut pengakuan pelaku awalnya tidak berniat membunuh tetapi karena merasa tertekan terus dikatai bau ketek, membuat pelaku membunuhnya.
  • Setelah membunuh perasaan menjadi lega. Orang yang memiliki kecenderungan menjadi pembunuh berantai jika memiliki masalah harus diselesaikan dengan membunuh. Setelah membunuh baru pelaku bisa merasa lega.

Pengalaman masa kecil

Sebagian besar pelaku mengalami kekerasan waktu kecil :
- 18 % diabaikan oleh keluarga.
- 26 % mengalami kekerasan seksual
- 36 % mengalami kekerasan fisik
- 50 % mengalami kekerasan psikologis

Kondisi yang mendukung

Dr. Helen Morrison telah meneliti 135 pembunuh berantai ternyata mereka memiliki kesamaan yaitu
  • Memiliki kromosom abnormal yang berkembang sejak masa pubertas.
  • Pada umumnya (kebanyakan pria) mulai menunjukkan kecenderungan membunuh saat usia pubertas.
  • Tidak memiliki rasa keterikatan dengan orang lain dan rasa memiliki yang rendah (sense of attachment and belonging to the world). Hal ini menyebabkan pembunuh berantai tidak memiliki empati / rasa kasihan kepada korbannya.
Jim Fallon seorang peneliti bagian saraf (Neuroscientist) meneliti otak dari para psikopat dan menemukan bahwa ada kesamaan dari kondisi otak para psikopat. Jim Fallon menscan otaknya dan otak anaknya dengan membandingkan dengan otak para psikopat. Dan ia menemukan bahwa otaknya dan otak anaknya memiliki aktivitas orbital cortex yang rendah, sementara pada psikopat aktivitas orbital cortexnya tinggi.  Orang yang memiliki aktivitas orbital cortex yang rendah adalah orang yang bisa bergaul dengan lingkungannya. Sementara para psikopat memiliki aktivitas orbital cortex yang tinggi. Bagian otak inilah yang mengatur perilaku kemarahan yang berlebihan, kekerasan, makan, minum dan aktivitas seksual manusia.

Kesimpulannya

Para ilmuwan membuat kesimpulan bahwa pembunuh berantai dibentuk oleh 3 hal
  1. Secara genetik. Secara genetik memang memiliki kromosom abnormal yang turut membantu kepribadiannya sebagi seorang pembunuh, maniak yang tega menghilangkan nyawa orang lain.
  2. Pola otak tertentu. Memiliki pola otak tertentu, bagian otak yang disebut orbital cortex memiliki aktivitas yang lebih tinggi menyebabkan perilaku antisosial dan suka kekerasan.
  3. Masa kecil yang penuh kekerasan. Anak-anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang kebanyakan setelah besar akan menjadi orang yang bertanggung jawab dan memiliki rasa empati pada lingkungannya. Berbeda dengan anak yang telah mengakrabi kekerasan sejak kecil. Sebagai korban kekerasan orang tua, saudara maupun orang lain memahami dalam alam bawah sadarnya bahwa adalah boleh menyakiti orang lain sebagaimana halnya orang lain melakukan kekerasan padanya. 
Melihat fakta-fakta di atas, marilah kita bercermin pada diri kita sendiri. Apakah kita telah mendidik anak-anak dengan baik atau kita mendidik anak dengan penuh kekerasan dengan maksud untuk mendisiplinkan mereka? Kekerasan pada anak akan terus tertanam di alam bawah sadarnya bahwa melakukan kekerasan itu boleh dan wajar. Hati-hatilah jangan sampai kita membesarkan pribadi yang akan menjadi sampah masyarakat di masa depan karena salah mendidik.


* dirangkum dari berbagai sumber

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Hari ini : Hidup Bagai Roller Coaster

Quote Hari Ini : Hidup Itu Seperti Kamera, Abadikan Yang Baik-Baik

Perbedaan Mendasar Orang Kelas Bawah, Kelas Menengah dan Kelas Atas.