Benarkah DETAK JANTUNG berubah mengikuti aliran musik yang didengar?
Musik mempengaruhi kejiwaan
Musik tidak bisa disangkal mempengaruhi kejiwaan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa detak jantung manusia berubah mengikuti aliran musik yang di dengar. Musik yang ditengarai paling berpengaruh terhadap emosi manusia adalah musik yang memiliki beat yang stabil, dan mengikuti beat detak jantung, ritme yang teratur dan cepat serta memiliki harmoni yang pelan, seperti musik klasik. Itulah sebabnya musik klasik banyak diperdengarkan pada janin dalam kandungan agar menjadi anak yang cerdas.
Sementara itu musik yang beatnya tidak beraturan akan mempengaruhi perasaan dan membuat gelisah. Ketika anda mendengarkan suara alunan musik (meskipun tanpa lagu hanya instrumental saja) anda bisa langsung merasakan efek lagu itu bagi perasaan anda. Mengapa pada tahun 80-an Menteri Penerangan saat itu dijabat oleh H.Harmoko melarang lagu-lagu cengeng dinyanyikan. Maklum waktu itu genre lagu cengeng ciptaan Rinto Harahap, Pance F. Pondaag yang dinyanyikan penyanyi bersuara sendu seperti Nia Daniati, Betharia Sonata, Christine Panjaitan, Iis Sugiarto dan lain-lain, lagi merajai industri musik tanah air. Menteri Harmoko sangat memahami bahwa lagu cengeng yang mendayu-dayu dengan lirik yang begitu menderita akan mempengaruhi kejiwaan orang yang menyanyikan atau mendengarkannya. Lagu cengeng akan menurunkan produktivitas bahkan bisa memicu bunuh diri.
Beda lagi saat menonton konser musik rock, heavy metal. Beat yang cepat dan suara musik yang hingar bingar ditimpali dengan suara vokalis yang melengking membuat detak jantung berdetak lebih kencang dan tidak beraturan. Dalam konser dipastikan tidak ada penonton yang tidak bergerak mengikuti penyanyi dan musik. Kadang-kadang malah tingkah penyanyi dan penonton menjadi tidak terkontrol dan membuat keributan. Berita-berita tentang keributan di konser musik sering kita dengar bukan?
Bandingkan saat mendengarkan lagu Megan Trainor "All About The Bass" yang ngebeat membuat kita ikut bergoyang-goyang, dan lagu Colbie Caillat "Try" yang lebih slow membuat kita merenung apalagi liriknya yang sangat kuat mempengaruhi kesadaran kita, utamanya para wanita.
Terapi Musik
Karena keyakinan tersebut di atas dilakukan terapi musik untuk menyembuhkan penyakit yang terkait dengan kejiwaan. Bahkan beberapa rumah sakit di luar negeri sering memperdengarkan musik untuk pasien karena yakin bahwa itu akan mempercepat penyembuhan.
Terapi musik pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan rangsanagn suara yang terdiri dari melodi, ritme, harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang diorganisir sedemikian rupa hingga tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Musik dipercaya memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemmapuan pikiran seseorang. Karena musik memberikan rasa nyaman, menyenangkan, rileks, berstruktur dan universal,
Ada 2 macam terapi musik yang dikenal yaitu
- TERAPI MUSIK AKTIF. Dengan bantuan seorang pakar terapi musik pasien dibantu untuk ikut bernyanyi, belajar bermain musik dan ikut aktif dalam menciptakan ritme dan irama musik untuk membatu kesembuhan mereka.
- TERAPI MUSIK PASIF. Pasien diminta mendengarkan musik tertentu yang telah disesuaikan dengan kondisinya. Pasien tidak perlu terlibat hanya duduk diam mendengarkan alunan musik sampai meresap ke dalam jiwanya.
Dengan terapi yang tepat diharapkan bisa menyembuhkan atau mengurangi penyakit pasien. Anda juga bisa mencoba, jika lagi sakit kepala coba dengarkan lagu-lagu yang tenang dengan beat dan irama yang pelan. Atau mendengarkan alunan suara ayat suci Al quran bagi yang muslim. Pasti anda akan merasakan perubahan atau setidaknya langsung tertidur.
Semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment