PORSENI ALA ANAK SD JEPANG
Pembagian Tim
Kalau Porseni di Indonesia maka setiap kelas menjadi satu tim melawan kelas lainnya. Kelas 6A akan bertanding dengan kelas 6B, misalnya di sekolah yang sama. Kelas 5 dengan sesama kelas 5 lainnya, begitu seterusnya.
Sementara di Jepang tim dibagi menurut warna, seperti contoh pada SD Shugakuin Dai Ni di Kyoto pada tahun 2014, tim dibagi tiga yaitu Tim Merah, Tim Putih dan Tim Biru. Masing-masing tim terdiri dari murid kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang akan bertanding melawan tim lain dengan komposisi yang sama. Jadi bisa saja murid dalam satu kelas berada dalam tim yang berbeda dan menjadi lawan di lapangan.
Kalau di Indonesia yang dipertandingkan adalah cabang olahraga dan seni, sementara di Jepang yang dipertandingkan hanya cabang olahraga sementara seni hanya untuk hiburan saja.
Lomba lari antara anak kelas 5 dari 3 tim |
Tarian yang dipersembahkan untuk menghibur |
Pakaian
Kalau di Indonesia biasa menggunakan pakaian olahraga atau membuat baju kaos khusus untuk porseni, sementara di Jepang Undokai menggunakan pakaian olaharaga. Yang membedakan tim yang satu dengan tim yang lain adalah warna topinya. Perlu diketahui topi anak SD Jepang adalah topi timbal balik satu sisi berwarna putih, sisi yang lainnya berwarna merah / biru.
Sementara untuk pertunjukan tarian jika di Indonesia menggunakan pakaian khusus untuk menari di Jepang mereka menggunakan plastik kresek warna merah, putih dan biru yang dibentuk menyerupai kimono dan diikat dengan tali.
Pakaian dari plastik untuk menari |
Topi yang membedakan satu tim dan lainnya |
Medali diberikan sebagai kemenangan tim
Jika di Indonesia yang mendapat medali adalah tim atau perorangan, sementara di Jepang setiap pertandingan yang dilakukan perorangan dihitung sebagai poin bagi tim. Maka yang menerima medali kemenangan adalah tim dan bukan perorangan.Papan skor tim (Tim Biru memimpin) |
Penyerahan medali untuk Tim Biru |
Itulah porseni ala anak SD di Jepang yang dikenal dengan undokai adalah sarana memupuk sikap berkompetisi dan sportivitas sejak dini.
Comments
Post a Comment