Beda Kasir Indonesia dan Kasir Jepang
Saya yakin anda pasti sering berurusan dengan kasir di supermarket / swalayan. Sekarang ini swalayan menjamur bak cendawan di musim hujan. Di sudut-sudut jalan bukan hanya di kota besar bahkan di kota kabupaten pasti ada Alfa atau Indomart salah satu diantara banyaknya merk swalayan yang turut meramaikan perekonomian negara ini.
Di Jepang juga sama. Bukan hal yang sulit untuk menemukan swalayan besar atau convinience store, semacam swalayan kecil yang dijepang dikenal dengan nama " KOMBINI". Di setiap sudut-sudut jalan pasti ada kombini yang memudahkan konsumen untuk belanja barang kebutuhannya.
Lalu apa beda kasir Indonesia dan Jepang?
Kasir Indonesia
- Ada yang senyum dan ada juga yang jutek (mungkin lagi capek).
- langsung menghitung harga belanjaan tanpa ba bi bu apalagi jika dilihatnya antrian sangat panjang.
- menyebutkan total harga yang harus dibayar konsumen. Atau menunjukkan harga yang tertera di layar (itu juga kalau berfungsi, kebanyakan sih mati, jadi kita harus celingak celinguk buat memastikan apa yang disebut kasir dan harga yang tertera pada mesin kasir itu sama).
- jika uang pembayaran pas, transaksi selesai.
- jika ada kembalian kemungkinannya ada 4 :
- Dikembalikan dengan jumlah yang seharusnya.
- Dikembalikan dengan dibulatkan ke harga terendah. Misalnya kembaliannya Rp. 7.569 menjadi Rp. 7.500 saja, 69 rupiah harus diikhlaskan karena tidak ada recehan sejumlah itu. Tapi kalau membayar harga dibulatkan ke atas. Misalnya harus membayar Rp. 75.669, kalau bayarnya cash kasir akan menyebutkan Rp. 75.700 atau malah Rp. 76.000???? . Saya juga tak tahu pasti kelebihan beberapa rupiah itu masuk kemana apa ke kasir atau ke pemilik toko? Harusnya kalau tidak ada koin recehan 1 - 99 rupiah sebaiknya jangan menempel harga yang ada embel-embel 1 - 99 rupiah tadi. Itulah trik dagang untuk mengelabui konsumen.
- Dikembalikan dengan maaf. Ya iyyalah.. kasirnya tidak punya stok uang recehan yang sesuai dengan jumlah uang kembalian kita. Jadi kasirnya seolah tanpa dosa minta maaf agar kita mengikhlaskan saja kembalian itu untuk menjadi milik toko. Ikhlas tak ikhlas ya harus terima meski itu menyalahi aturan dan mengambil uang yang menjadi hak konsumen.
- Dikembalikan dengan permen. What???? Sejak kapan permen menjadi alat pembayaran yang sah di negeri ini? Praktek seperti ini meski sudah dilarang dengan undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, tapi masih banyak terjadi. Minggu kemarin 8 november 2015 saya masih melihat kasir Ramayana mengembalikan uang pelanggan dengan permen. Saya pernah membaca kisah seorang ibu yang meradang karena kasir sebuah supermarket mengembalikan uangnya dengan permen. Dia menganggap kasir itu menghina dirinya. Usut punya usut ternyata ibu itu penderita diabetes alias sakit gula yang membuatnya merasa terhina saat diberi permen. Konsumen berhak untuk menolak kasir yang mengembalikan uang dengan permen dan dia bisa mempidanakan pengusaha yang melakukan praktek seperti ini. Hal ini tidak sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa semua transaksi yang dilakukan di wikayah Indonesia harus menggunakan rupiah, sekecil apapun itu transaksinya. Jika ada yang mengembalikan uang dengan permen maka ancamannya penjara 2 tahun atau denda sampai 5 milyar.
- belanjaan diserahkan, kadang ada yang berterima kasih, kebanyakan sih cuek, dan beralih pada pelanggan berikutnya.
Kasir Jepang
- Selalu senyum dan menyapa pelanggan dengan bahasa jepang meski yang dilayaninya orang asing yang tidak paham dia ngomong apa. Tapi kayaknya ini standar di semua kasir toko di jepang karena yang diomongkan ya itu-itu juga.
- menyebut harga barang satu demi satu, seperti tomat 250 yen, daging 750 yen, sampai habis itu belanjaan diabsen satu-satu plus harganya, barulah kasir menyebutkan total harga yang harus dibayarkan oleh konsumen. Bagi yang tak paham bahasa jepang cukup melihat angka yang tertera di layar ( tidak pernah saya lihat ada mesin kasir yang layarnya mati). Jika ada belanjaan yang cacat kasir akan memberitahu apakah barang tersebut akan tetap dibeli? ( biasanya sih barang yang ada cacatnya sedikit dijual dengan diskon sampai setengah harga.. lumayan, bisa irit).Jika konsumen mengiyakan baru dihitung.
- menerima pembayaran dan menghitung jumlah uang yang diterimanya itu di hadapan konsumen sambil mengucap keras-keras nilainya. Misalnya "uangnya 1.550 yen ya..pelanggan".
- mengembalikan uang pelanggan tepat nilainya dengan terlebih dahulu menghitung uang kembalian itu di depan pelanggan. Misalnya kembaliannya 1.651 yen dan terdiri dari uang kertas 1000 yen selembar, koin 500 yen sebiji, koin 100 yen sebiji, koin 50 yen sebiji dan koin 1 yen sebiji. Semua uang itu diperlihatkan ke konsumen di atas baki kembalian sehingga konsumen yakin kalau kembaliannya sudah benar. Kasir di Jepang selalu mengembalikan uang kembalian pada pelanggan. Bahkan saat pelanggan tak ingin mengambil kembaliannya hanya karena 1 yen saja maka biasanya kasir akan mengejar pelanggan yang telah pergi dan meminta dia mengambil kembaliannya yang 1 yen itu dengan terlebih dahulu membungkuk minta maaf. Nanti setelah uang itu diterima pelanggan baru dia kembali ke tempatnya untuk melayani pelanggan berikutnya.
- mengucapkan terima kasih dengan membungkukkan badan dan menyerahkan keranjang belanjaan untuk dibungkus sendiri oleh konsumen ( pada swàlayan besar di jepang konsumen membungkus sendiri belanjaannya dan memasukkan dalam kantong plastik, kalau di kombini tidak).
Itulah beda kasir indonesia dan jepang. Bukannya ingin mengatakan bahwa Jepang jauh lebih baik dari kita, tapi kadang kita sudah melupakan etika dan sopan santun. Ini saatnya kita memperbaiki diri.
Comments
Post a Comment