CARA SUKSES ALA JEPANG
Karakter Orang Jepang itu Bagaimana? Bedanya dengan kita apa?
Beliau mengatakan bahwa pengalaman hidup di Jepang cukup menempanya untuk menjadi seperti dirinya yang sekarang. Menjadi dosen, CEO dan sekarang bupati yang memasuki periode ke dua.
Ada 3 karakter orang Jepang yang dikagumi oleh beliau yaitu :
- TINGGI RASA MALUNYA. Pernah lihat kan berita pejabat Jepang yang mengundurkan diri karena berbuat kesalahan atau tidak bisa mencapai target? Karena rasa malu inilah maka Orang Jepang akan berbuat semampunya untuk menyelesaikan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Bahkan anak mahasiswa Jepang yang merasa gagal banyak yang bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, lompat dari tebing ataupun lompat di stasiun kereta listrik. Jepang merupakan salah satu negara dengan angka bunuh diri yang tinggi. Bagaimana dengan politisi kita, meski jelas-jelas sudah dinyatakan tersangka masih saja tidak mau mundur dengan alasan masih ada praduga tak bersalah.
- KURANG RASA GENGSINYA. Mereka paham dan punya nilai-nilai sendiri tentang kehidupan. Tidak perlu gengsi untuk belajar, tidak perlu gengsi untuk mengakui kelebihan orang lain, tidak perlu gengsi untuk melakukan sesuatu yang benar. Bagaimana dengan kita, kadang-kadang kita gengsi untuk belajar pada orang yang kita anggap tidak sepadan, gengsi untuk mengakui kelebihan orang lain, gengsi kalau tidak dianggap lebih.
- PANTANG BERBOHONG. Hampir sebagian besar Orang Jepang tidak beragama tapi mereka adalah orang yang pantang berbohong. Sebisa mungkin akan berusaha jujur. Jika merasa dirinya salah akan mengakui kesalahannya, meminta maaf saat itu juga dan berjanji untuk memperbaikinya. Bagaimana dengan kita? Politisi jujur adalah barang langka di negeri ini, karena berbohong sudah dianggap lumrah untuk memuluskan kepentingan.
Selain karakter utama di atas orang Jepang berdasarkan pengamatan saya adalah orang yang :
Anak SD Jepang (Shugakuin Dai Ni Shogakko, Kyoto) |
- MENGHARGAI WAKTU. Orang Jepang sangat menghargai waktu. Bukan hanya saat berjanji dengan orang lain harus tepat waktu tapi juga alat transportasi seperti bus, kereta, pesawat sudah memiliki time table sendiri dan selalu tepat waktu. Karena semua moda transportasi tepat waktu maka mudah saja untuk berjanji bertemu pada jam tertentu. Bagi yang suka jam karet akan susah diterima di Jepang.Bagaimana dengan kita? Budaya jam karet masih melekat erat bukan?
- DISIPLIN. Terkait dengan komitmen mereka untuk selalu tepat waktu dan jujur, disiplin juga menjadi bagian dari karakter orang Jepang. Meskipun harus berhadapan dengan rutinitas yang sama setiap hari, mereka tetap disiplin. Bagaimana dengan kita, bolos kerja atau bolos sekolah sesekali tidak apa-apa.
- MANDIRI. Orang Jepang sejak kecil sudah dididik untuk mengurus diri sendiri dan mandiri. Anak-anak SD Jepang harus berjalan kaki sendiri atau bersama dengan teman menuju sekolah, menyiapkan perlengkapan sendiri. Setelah tamat SMA atau yang langsung bekerja akan meninggalkan rumah orang tua dan menyewa apartemen sendiri. Bagaimana dengan kita? atas nama sayang anak-anak sejak kecil sudah dibiasakan dengan fasilitas, sampai beranak menantu masih tinggal pada orang tua.
- BERTANGGUNG JAWAB. Jika sudah diberi tugas maka akan diselesaikan dengan sesegera dan sebaik mungkin. Bagaimana dengan kita? Bukankah terkadang mangkir dan meninggalkan tanggung jawab.
- MENGHARGAI NILAI UANG. Di Jepang tidak ada istilah traktir mentraktir. Setiap orang bertanggung jawab dengan belanjaannya masing-masing. Meskipun teman makan bersama dalam satu meja tetapi billnya dipisahkan. Bagaimana dengan kita? Budaya traktir dan minta ditraktir sudah dianggap biasa dalam pertemanan.
- PATUH PADA ATURAN. Jepang adalah negara yang angka kriminalitasnya termasuk terendah di dunia. Semua orang patuh pada aturan karena selain rasa malu melanggar juga sanksinya sangat berat. Bagaimana dengan kita, berapa persen tingkat ketaatan kita pada aturan?
- TIADA HARI TANPA MEMBACA. Adalah pemandangan yang umum melihat orang Jepang tua dan muda membaca buku dimanapun mereka berada. Di kereta, bus,tidak ada yang saling mengobrol, bahkan saat menunggu pun selalu siap dengan biku bacaan. Bagaimana dengan kita? Buku sudah lama ditinggal digantikan dengan segala macam gadget terbaru yang lebih asyik.
- TERUS BELAJAR. Tidak ada kata pensiun bagi orang Jepang. Meskipun umur sudah uzur tapi tetap belajar hal baru, Prinsip mereka supaya tidak cepat pikun adalah Use it or Lose it, pergunakan otak untuk senantiasa melakukan hal yang baru dan menyenangkan. Ada yang belajar musik, dansa, bahasa asing bahkan mengajar bahasa Jepang untuk orang asing. Bagaimana dengan kita? Pensiun artinya istirahat, tidak melakukan apa-apa samapai pikun.
Melihat karakter yang melekat pada diri orang Jepang seperti di atas pantas saja mereka bisa menjadi bangsa terdepan di Asia bahkan dunia. Bukannya mereka tidak punya sisi negatif dan bukan pula kita Orang Indonesia tidak memiliki karakter positif. Bukan.....
Banyak orang-orang hebat di negara ini, tapi belajar dari keberhasilan orang lain adalah salah satu langkah untuk memperbaiki diri. Salam sukses.
Comments
Post a Comment