Cewek Ini Di Usir Dari Sekolah Karena Potongan Rambutnya

Lauren Mc Dowel cewek belia berusia 13 tahun diusir dari sekolahnya karena memiliki potongan rambut yang di luar kebiasaan gadis seusianya. Potongan rambutnya bermotif "leopard", seperti motif totol-totol pada macan tutul.

leopard
model rambut leopard ala Lauren
(photo credit for www.seventeen.com)

Rambutnya dibotakin sebelah, kemudian di bentuk menyerupai motif macan tutul dan diwarnai hitam dan emas. Meski dia suka banget dengan model rambut tersebut, tidak demikian dengan sekolahnya.

Saat tiba di sekolah dengan potongan rambutnya Lauren langsung disuruh pulang oleh administrator sekolah Forge Valley School di Sheffield, Inggris karena dianggap potongan rambutnya tidak pantas dan melanggar aturan sekolah. Lauren dan ibunya kemudian mengajukan protes dan menganggap itu tidak adil bagi Lauren. Cewek ini merasa potongan rambutnya tidak ada hubungannya dengan pendidikannya. Dia merasa berhak tampil sesuai keinginannya. Dengan model rambut begitu pun dia merasa tetap bisa belajar dengan baik.

Ibunya mendukung sepenuhnya keinginan sang anak dan merasa sekolah melakukan diskriminasi pada putrinya. Menanggapi protes atas keputusannya Kepala Sekolah Dale Barrowclough mengatakan bahwa sekolah memiliki aturan yang jelas tentang tata cara berpakaian dan model rambut yang jelas. Dalam aturan tersebut ditegaskan bahwa siswa dilarang keras untuk menggunakan potongan rambut yang ekstrim, termasuk mewarnai rambut dengan cat warna warni. Peraturan tersebut meneurutnya senantiasa dikomunikasikan kepada siswa dan orangtuanya, bahkan dapat dilihat di website sekolah.

Mengapa sekolah harus mengatur potongan rambut siswanya?

Di negara kita sekolah juga mengatur dengan tegas potongan rambut siswanya. Kalian yang laki-laki pasti suka kesal karena sekolah melarang berambut gonrong. Mengapa sekolah harus ngatur-ngatur potongan rambut segala, bukankah itu melanggar hak asasi manusia? Betulkah begitu?

Beberapa poin bisa di lihat di sini :

(1) Sekolah adalah tempat belajar
  • Sekolah adalah tempat para siswa menuntut ilmu. Mereka datang ke sekolah tujuannya belajar. Mereka harus fokus untuk menuntut ilmu, belajar sesuai jadwal pelajaran. Jadi segala aktivitas yang fokusnya bukan belajar dan menuntut ilmu harus mendapat perhatian sekolah dalam hal ini guru / kepala sekolah. Jadi yang suka berpenampilan aneh dan "tidak biasa" ke sekolah dipertanyakan fokus utamanya. 
(2) Sekolah memiliki aturan
  • Sekolah seperti halnya lembaga pendidikan manapun memiliki aturan yang harus dipatuhi oleh para siswa. Memutuskan untuk menjadi siswa di sekolah tertentu artinya terikat dengan aturan di sekolah tersebut. Bagi yang tidak ingin mengikuti aturan dianggap menyatakan diri keluar atau tidak ingin sekolah di tempat itu.
(3) Aturan dikeluarkan untuk mengatur siswa
  • Sekolah memberlakukan aturan bukan semata-mata ikut-ikutan, tapi untuk memudahkan mengatur siswa yang junlahnya banyak. Siswa perlu diatur dengan baik agar suasana sekolah tertib, teratur dan nyaman. Bayangkan jika sekolah tidak memberlakukan aturan. Para siswa bisa berlaku seenaknya dan berdandan sesukanya.
(4) Sekolah adalah masyarakat kecil
  • Para siswa harus belajar kalau sekolah adalah ibarat masyarakat kecil di mana dia belajar berinteraksi dan bergaul dalam lingkungan sekolah. Setelah besar nanti dia akan terjun langsung di masyarakat yang penuh dengan aturan juga. Dengan belajar menaati aturan sejak dini akan menjadikannya warga masyarakat yang baik. 
(5) Jika dibiarkan akan menjadi contoh yang kurang baik
  • Jika seorang siswa diberikan kebebasan untuk berdandan sesukanya hal itu akan menjadi contoh yang buruk bagi teman-temannya. Mereka pasti ingn juga diperlakukan sama, akhirnya bisa terjadi kekacauan di sekolah.
(6) Remaja adalah usia labil
  • Para guru memahami kalau usia remaja adalah usia yang labil dan masih mencari jati diri. Mereka hari ini ingin begini bisa saja besok berubah. Sekolah adalah salah satu tempatnya mencari jati diri. Dengan memberi teladan dan pengertian pada siswa dan kerjasama antara guru, orang tua dan siswa sendiri, masalah ini bisa diatasi bersama.
Hak asasi manusia bukan berarti orang jadi bisa berbuat seenak perutnya. Kita hidup di masyarakat yang memiliki aturan. Kita bisa meminta hak kita dihargai setelah menjalankan kewajiban kita dalam masyarakat. Sebelum minta dihargai, hargai dulu orang lain, ikuti dulu aturan. Karena kalau tidak, dimanapun anda berada akan selalu berbenturan dengan orang lain. Janganlah jadi manusia egois. Menjadi diri sendiri boleh, sepanjang tidak melanggar aturan apalagi merugikan orang lain.
Salam...

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Hari ini : Hidup Bagai Roller Coaster

Perbedaan Mendasar Orang Kelas Bawah, Kelas Menengah dan Kelas Atas.

Tips Memuji Cewek yang Selalu Berhasil Tanpa Terkesan Gombal !